Tolong matikan adblock dan script blocker Anda untuk melihat halaman ini.

──Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D──


Penerjemah : D.Blank13th


Act 1

Penilaian



Dengan linglung aku melihat pemandangan dari dalam kereta kuda yang menuju ke Divisi Sihir Penyihir Istana, dan menghela napas berkali-kali.

Direktur, yang menyadari ini, memanggilku dengan senyum masam.

“Kamu terlihat sangat tidak senang. Yah, bukannya aku tidak mengerti apa yang kamu rasakan.”

“Itu benar......” Aku juga menjawab dengan senyum masam, dan Direktur mengangkat bahunya.

Sekali lagi aku melihat pemandangan di luar dan memikirkan apa yang telah terjadi kemarin.

Kemarin, sekitar waktu tutup atau semacamya, sebuah pesan datang dari Divisi Penyihir Istana:

“Kami akan menilai anda, jadi datanglah ke Divisi Penyihir Istana besok, atau lebih tepatnya hari ini.”

Sebenarnya apa yang akan mereka nilai?

Nampaknya mereka akan menilai diriku.

Akhir-akhir ini banyak orang yang memanggilku Saint di sana-sini karena kejadian yang terjadi di rumah sakit.

Sementara itu Kepala Sihir Divisi Penyihir Istana, yang koma karena Upacara Pemanggilan Saint, telah sadar sekitar seminggu yang lalu.

Kepala Penyihir adalah satu-satunya orang di seluruh kerajaan ini yang bisa Menilai(Appraise) orang.

Aku masih belum dinilai karena dia sedang koma.

Kepala Penyihir masih belum dalam kondisi prima, namun penilaian terhadap Saint adalah hal terpenting di kerajaan ini, jadi dia memaksa dirinya untuk melakukan penilaian.

Hal itu memang tak terelakkan saat aku memikirkan apa yang terjadi di rumah sakit.

Kupikir rumor tentangku yang kemungkinan adalah Saint akan menyebar jika aku menggunakan sihir pemulihan seperti yang kulakukan.

Jadi aku mempersiapkan diriku sampai batas tertentu tapi......

Ini tetap membuatku depresi.

Appraisal(Penilaian) memastikan status seseorang, tapi kalau itu terjadi maka aku akan ketahuan.

Statusku dengan jelas menunjukkan bahwa aku adalah Saint.

“Kamu benar-benar tidak mau?”

Aku pastinya memiliki ekspresi tidak pasti di wajahku saat merenung.

Aku berpaling menghadap Direktur. Dia tampak khawatir.

“Ya. ini membuat depresi.”

“Aku tidak ingin mengatakan ini tapi kamu memang berlebihan.”

“Mereka salah, saya tidak habis-habisan. Saya hanya menyembuhkan sedikit orang, kan?”

“Itu tidak sedikit, oke. Pasti tidak.”

Direktur tampak terkejut saat aku mengencangkan bibirku.

Lalu kami saling tersenyum kecut.

Direktur benar-benar khawatir denganku.

Sejak aku pindah ke Lembaga Penelitian.

Dia melakukannya dengan cara biasa sehingga aku sama sekali tidak menyadarinya, tapi terkadang aku akan sadar bahwa dia khawatir tentangku.

Aku sangat bersyukur dia mengkhawatirkanku, meski mungkin itu hanya karena aku adalah bawahannya.

Bahkan dengan hanya berbicara dengannya seperti ini, aku merasa rasa depresiku sedikit memudar.

“Kupikir tidak akan ada yang terjadi segera setelah penilaian selesai......”

Direktur ,yang tiba-tiba menjadi serius, berkata.

Jumlah iblis telah menurun secara bertahap semenjak Upacara Pemanggilan Saint. Yang berarti orang-orang di Istana Kerajaan dapat dengan jelas mengetahui bahwa Saint telah berhasil dipanggil.

Namun, iblis hanya mengalami penurunan di sekitar ibu kota. Tempat yang jauh dari ibu kota masih dipenuhi iblis.

Saint yang dulu, bepergian dengan Ordo Ksatria ke daerah yang dipenuhi iblis. Mereka menggunakan teknik khusus yang hanya bisa mereka gunakan dan memurnikan daerah tersebut.

Orang-orang di Istana Kerajaan juga mengharapkan Saint untuk menjalankan tugas ini juga kali ini.

“Penaklukan Iblis...... Apakah itu berarti ada pertempuran?”

“Ada. Namun, para Penyihir akan merapal mantra di belakang para Ksatria. Jadi kamu tidak berada dalam bahaya.”

“Tapi bagaimana kalau Iblis bisa menggunakan sihir? Mantra itu akan menuju ke arah saya, bukan?”

“Yah, benar. Aku tidak bisa mengatakan kalau kamu sama sekali tidak akan menemui bahaya.”

“Bahkan anak yang dipanggil bersamaku tidak pernah bertempur.”

Memang ada tempat yang sedang berperang di dunia lamaku.

Tetapi, Jepang itu damai.

Baik Aira-chan, yang dipanggil bersamaku, dan aku, tidak pernah harus bertempur untuk hidup kami atau mengambil nyawa seseorang sebelumnya.

Bahkan jika seseorang tiba-tiba mengatakan aku harus melakukan penaklukan, kurasa aku tidak akan berguna.

Meskipun aku banyak membunuh monster dan iblis dalam game.

“Mereka mungkin akan melakukan latihan dulu, kan? Orang yang dipanggil bersamamu, namanya Aira kan? Dia sedang belajar bagaimana melakukan hal seperti itu di Akademi Kerajaan.”

“Benarkah?”

“Akademi melatih dengan menjalankan penaklukan di Hutan Timur. Dia juga seharusnya sudah pergi sekarang.”

Aira-chan sudah pernah melakukan penaklukan.

Aku sedikit terkejut saat mendengarnya.

Aku khawatir apakah dia akan baik-baik saja, tapi kemudian aku ingat kalau dia memiliki Ksatria sebagai pengawal.

Aku tidak mendengar apapun tentang dia terluka jadi dia mungkin baik-baik saja.

Hutan Timur yang dia tuju juga seharusnya dipenuhi dengan iblis lemah.

“Apa...... Apa yang akan anda lakukan jika penilaian menunjukkan kalau saya bukan Saint?”

Tiba-tiba aku berpikir dan bertanya.

Mata Direktur melebar dan kemudian dia tersenyum kecut.

“Pekerjaan Saint mungkin akan dilakukan Aira, tapi......”

“Tapi?”

“......Mereka mungkin akan memintamu untuk membantunya.”

“Membantu?”

“Dengan menggunakan sihir pemulihan.”

Begitu.

Aku memang menyembuhkan begitu banyak orang di rumah sakit sampai-sampai orang di sekitarku terkejut.

Jadi itu bisa terjadi.

“Jika saya menerima permintaan semacam itu maka saya mungkin harus pindah ke Divisi Penyihir Istana, bukan?”

“Entahlah.”

“Saya tidak ingin pindah jika tidak perlu.”

Lembaga Penelitian adalah tempat yang sangat nyaman.

Boleh saja aku ikut membantu tapi aku tidak mau pindah tempat kerja.

Aku memberitahu Direktur perasaanku, dan dia bilang akan menanganinya.

Selagi aku terus berbicara dengan Direktur, kami tiba di Divisi Penyihir Istana.

Seorang Penyihir Istana datang untuk menyambut kami dan mengantar kami masuk.

Saat kami berjalan melewati lorong, aku merasa seseorang menatap kami dari depan si Penyihir.

Rasanya sama seperti saat aku berjalan melewati istana baru-baru ini.

Meski sudah terbiasa dengan itu sekarang, itu masih menggangguku.

Tidak ada yang bisa kulakukan juga meski itu menggangguku.

“Saya telah membawa Direktur Waldeck dan Sei-sama dari Lembaga Penelitian Tanaman Herbal.”

Si Penyihir mengetuk pintu yang tampaknya mengarah ke ruangan Kepala Penyihir dan menyatakan urusannya. Sebuah jawaban segera datang dari dalam.

Si Penyihir meyuruh kami masuk dan kami pun masuk ke dalam. Di samping Tuan Cerdas Berkacamata adalah seorang pemuda dengan wajah tampan dan memiliki rambut dan mata berwarna biru gelap. Dia menyambut kami sambil berdiri.

Wajahnya begitu bagus sehingga terkesan buatan.


Apa-apaan ini?

Bukankah tingkat kecantikan di ruangan ini terlalu tinggi?!

Si Penyihir-san?

Si Penyihir meninggalkan ruangan begitu dia menunjuk kami masuk.

Satu-satunya yang ada di ruangan ini adalah Direktur dan aku, kemudian Tuan Cerdas Berkacamata dan si pemuda. Hanya kami berempat.

“Selamat datang di Divisi Penyihir Istana. Aku Kepala Penyihir, Yuuri Dreves.”

Si pemuda tersenyum lembut saat memperkenalkan dirinya padaku.

“Nama saya Sei.”

Aku terbebani oleh kecantikannya dan membeku, tapi aku masih bisa membalas sapaannya.

Dia adalah Kepala Penyihir?

Dia tampak lebih muda dari Tuan Cerdas Berkacamata yang berdiri di sampingnya.

Mungkin karena penampilannya yang bagus dan auranya yang lembut.

Sepertinya dia seumuran dengan Jude.

Mungkin akan kasar jika pemikiran itu muncul di wajahku, jadi aku tidak membiarkannya terlihat di wajahku dan duduk di sofa sambil berpikir.

“Ah, dan dia adalah Wakil Kepala Penyihir, Airhart Hawk. Kamu pernah bertemu dengannya sebelumnya, bukan?”

“Ah, ya.”

Begitu aku duduk di sofa, Kepala Penyihir memperkenalkan Tuan Cerdas Berkacamata seolah baru ingat tentangnya.

Maafkan aku.

Aku tidak tahu namanya karena dia tidak pernah mengenalkan dirinya, juga aku tidak diberitahu oleh siapapun.

Jadi dia adalah Wakil Kepala Penyihir. Memang kupikir Tuan Cerdas Berkacamata adalah orang terkenal dari cara Penyihir sekitar memandangnya.

Aku mengerti sekarang.

Namun, aku lebih memperhatikan mana keluarganya.

Nama keluarganya adalah Hawk, jadi apakah itu berarti dia adalah saudara Kapten?

Pertanyaan itu pasti muncul di wajahku karena Direktur, yang duduk di sebelahku, mengatakan jawabannya: “Dia kakaknya Al.”

“Kalau begitu, seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, aku akan menilaimu hari ini.”

“Ya.”

Setelah perkenalannya selesai, dia membicarakan tentang pokok pembicaraan, penilaian.

Akhirnya tiba.

Dia menjelaskan sihir penilaian dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Jude sebelumnya.

Sihir penilaian bisa digunakan pada seseorang, tapi jika orang itu tidak setuju, maka ada kemungkinan itu bisa ditolak. Jika level orang itu lebih tinggi daripada orang yang menggunakan sihir penilaian, maka itu pasti akan ditolak.

Jadi, “Tolong permudah tugasku,” kata Kepala Penyihir sambil tersenyum.

Akan aku usahakan......

“Kalau begitu mari kita mulai.”

“Ya.”

Appraisal.”

Aku tidak benar-benar ingin, tapi aku berusaha sebaik mungkin untuk tidak menolak sihirnya dan dengan patuh menerima sihir penilaiannya.

Mungkin karena ini hanya sihir penilaian, aku tidak merasakan apapun untuk sesaat. Dan kemudian di saat berikutnya, aku merasa ada yang menolak. Ketidaknyamanan yang halus lenyap.

Huh?

Mungkinkah sihirnya ditolak?

Aku melihat sekitar karena terkejut dan melihat yang lain, selain Kepala Penyihir, yang juga kaget.

Ketika pandanganku bertemu dengan Direktur, dia menatapku dengan tatapan ragu.

Tunggu sebentar, aku sudah berhati-hati supaya tidak menolak!

“Sei......”

“Saya tidak menolaknya, saya sudah berpikir sangat keras agar tidak tertolak.”

Direktur melihatku dengan tidak percaya, tapi itu hanya tuduhan palsu.

Kutahu aku tidak menolaknya jadi aku dengan tegas membalas tatapannya.

Kepala Penyihir, yang melihat percakapan kami, pulih dari keterkejutannya dan bertanya sambil tersenyum, “Kamu tidak menolaknya?”

“Tidak.”

Kepala Penyihir meletakkan tangannya di dagunya dan menurunkan tatapannya ketika aku mengangguk.

Setelah berpikir beberapa saat, dia menaikkan kepalanya lagi.

“Kalau kamu tidak menolaknya, itu berarti levelmu lebih tinggi dariku.”

“Iya.”

“Permisi, tapi berapa level dasar mu?”

Dia sampai pada kesimpulan itu.

Sudah kuduga.

Ada alasan lain untuk kenapa sihirnya ditolak, yang tidak ada hubungannya dengan diriku menolaknya sendiri.

Mungkin, itu benar.

Kurasa level dasarku lebih tinggi daripada level Kepala Penyihir.

Banyak ksatria di Ordo Ksatria ke-3 yang juga lebih rendah levelnya dariku; kebanyakan mereka berlevel 30.

Menggunakan itu sebagai pertimbangan, orang sekelas Kapten dan Kepala Penyihir seharusnya berlevel 40-an?

Kalau memang begitu maka akan ada perbedaan setidaknya 6 level diantara kami, karena aku berlevel 55.

Tapi itu hanya level dasarku.

Ketika aku bertanya pada Jude dan para Ksatria tadi, mereka mengatakan padaku level berapa yang dianggap normal.

Kalau cuma segini mungkin tidak apa untuk memberitahu mereka, kan?

Pikirku dan mengatakan:

“Level 55.”

Jujur, reaksi mereka bertiga kembali menjadi seperti sebelumnya.

Kepala Penyihir tersenyum sambil membeku; Tuan Cerdas Berkacamata melebarkan matanya dan rahang Direktur terbuka.

Direktur, wajahmu jadi aneh lo?

Orang pertama yang kembali bergerak adalah Kepala Penyihir. Dia bergumam untuk memastikan.

“Level......55......?”

Ketika aku mengangguk, dia tertawa. “Haha.”

“Pasti akan ditolak kalau level segitu.”

“Levelmu setinggi itu......?”

Untuk suatu alasan Kepala Penyihir tertawa bahagia dan Direktur melihatku dengan kaget.

Itu menganggu meskipun kamu melihatku dengan mata itu.

Levelku memang aslinya segitu.

“Aku mengerti. Itu merepotkan.”

Kepala Penyihir tidak terlihat sama sekali terganggu meski mengatakan itu.

Aku memiringkan kepalaku dan dia mengerutkan alisnya seolah tidak yakin.

“Kalau aku tidak bisa melakukan Appraisal padamu maka kita hanya bisa menggunakan cara klasik untuk memastikan statusmu......”

“Cara klasik?”

“Ya.”

Tuan Cerdas Berkacamata mendengar itu dan berdiri dari sofa.

Dia pergi ke meja di depanku, mengambil pulpen dan kertas dan meletakannya di depan Kepala Penyihir.

Kepala Penyihir mulai menjelaskan pada Direktur dan aku.

Bila seorang Penyihir tidak dapat melakukan penilaian pada seseorang maka orang itu akan melaporkan status mereka sendiri.

Tentu saja, Kepala Penyihir tidak dapat menilai semua orang, jadi kebanyakan mereka menggunakan metode ini untuk konfirmasi.

Pada dasarnya, semua orang yang bekerja di istana harus mengisi laporan ini terlebih dahulu.

Beberapa skill dan level diperlukan untuk mendapat promosi, jadi beberapa orang membesar-besarkan status mereka.

Orang mencurigakan seperti itu akan mendapat tes kejutan untuk memeriksa apakah yang mereka nyatakan itu benar atau tidak.

Untuk skill sihir, mereka harus menunjukkan level atau atribut yang mereka nyatakan di depan beberapa penguji.

Kepala Penyihir yang sekarang tidak perlu melakukan tes apapun sebelum menjadi Kepala Penyihir karena dia dapat menggunakan sihir penilaian yang sangat penting.

Aku sedikit khawatir dan bertanya.

“Akankah status saya dipublikasikan?”

“Tidak. Itu akan diperlakukan sebagai informasi rahasia.”

Itu sama dengan informasi pribadi di Jepang, tapi melihat situasi Jude dan para Ksatria, informasinya tampaknya tidak dirahasiakan seperti yang dinyatakan.

Menurut Kepala Penyihir informasi tersebut akan diperlakukan sebagai informasi rahasia.

Namun, mudah untuk dipromosikan meski kau tidak mengungkapkan skill mu yang berharga, karena tidak ada kekurangan orang yang akan bergosip di istana.

“Begitukah?”

Jawabku dan melihat kertas itu sekali lagi.

Yap, apa yang harus kulakukan?

Mungkin lebih baik menulisnya, tapi......

Tiga orang lainnya tidak mengucapkan sepatah kata pun karena aku menatap kertas itu tanpa bergerak.

Di ruangan dimana percakapan telah habis, menjadi sunyi.

Aku sudah membicarakan hal-hal seperti ini dengan Direktur dalam perjalanan ke sini, tapi aku masih ragu.

Kalau aku menulis statusku di sini maka aku hanya bisa bertindak sebagai Saint.

Lalu bagaimana kalau aku menulis kebohongan?

Aku pernah mendengar beberapa hal tentang status Jude, tapi aku tidak tahu apa status rata-rata di kerajaan ini.

Jika aku menulis hal yang salah, maka seseorang bisa menunjukkan kesalahannya.

“Kamu tidak ingin melakukannya?”

Kepala Penyihir berbicara padaku sementara aku mengkhawatirkannya.

Aku mengangkat wajahku dan menatap Kepala Penyihir, yang tersenyum lembut.

“Tidak apa-apa kalau kamu tidak mau.”

Tuan Cerdas Berkacamata, yang duduk di sebelah Kepala Penyihir, melebarkan matanya karena terkejut dengan kalimat tunggal itu.

Aku melihat ke samping dan mata Direktur juga melebar.

“Apa tidak apa-apa?”

“Aku tidak keberatan.”

“Kepala Penyihir.”

Tuan Cerdas Berkacamata berkata dengan suara bingung, tapi Kepala Penyihir tidak menarik kembali pernyataannya.

Menurutnya, meski mereka memaksaku melaporkan statusku, mereka tidak akan mencoba untuk mengkonfirmasi statusku.

Bahkan jika itu benar, apa benar-benar tidak apa-apa?

Baik Tuan Cerdas Berkacamata dan Direktur memiliki ekspresi yang sama, jadi tidak mungkin baik.

Aku menduga bahwa itu mungkin untuk menyelidiki skill sihir sampai tingkat tertentu, jadi apakah ini benar-benar tidak apa-apa?

Aku tidak mengatakannya keras-keras, tapi aku memandang ragu Kepala Penyihir dan dia tersenyum sedikit.

“Sebagai gantinya, bisakah kamu menunjukkan padaku penampilanmu saat menggunakan sihir?”

Ah, jadi dia akan mengkonfirmasi skill sihirku.

Banyak orang di rumah sakit telah menyaksikan sihirku, jadi kalau cuma itu sih tidak apa-apa.

Aku mengangguk dan dia berkata, “Kalau begitu......” dan menjelaskan prosedurnya.

Sihir yang kugunakan saat ini sama dengan yang kugunakan di rumah sakit, Heal.

Tidak ada yang terluka di ruangan ini, tapi itu juga bekerja pada orang sehat.

Tapi apakah tidak apa menggunakan Heal?

Ini adalah sihir suci pertama yang kupelajari.

Kekuatannya meningkat jika level sihir atribut suci meningkat, kau tahu?

Bila digunakan pada orang sehat, sulit untuk menentukan efeknya, baik dengan nilai dasar maupun hasil sebelumnya sehingga sulit untuk menentukan level statusnya.

“Anda ingin mengkonfirmasi level sihir atribut suci dengan Heal?”

“Tidak, aku ingin mengkonfirmasi yang lain.”

Itu aneh jadi aku bertanya, tapi yang dia periksa bukanlah levelku.

Apakah dia ingin melihat perbedaan ketika seseorang yang dipanggil dari dunia lain menggunakan sihir dan ketika seseorang dari dunia ini menggunakan sihir?

Apakah ada bedanya?

Aku pernah melihat Jude menggunakan sihirnya sebelumnya, tapi sihir air dan sihir suci terlalu berbeda.

Sayangnya, aku belum pernah melihat orang lain menggunakan sihir suci.

Aku ingin bertanya apakah aku bisa melihat orang lain di kerajaan ini menggunakannya, tapi aku sendiri tidak dapat mengatakannya sendiri karena mereka akan mengira-ngira apa yang sedang kulakukan.

Bahkan tanpa melihat orang lain menggunakan sihir suci, aku masih enggan untuk menuliskan statusku.

Aku memikirkan berbagai hal tapi tidak ada jawaban yang datang padaku.

Yah, dalam skenario terburuk dimana ada perbedaan yang luar biasa, aku bisa meluruskannya dengan menyalahkan fakta bahwa aku berasal dari dunia lain atau mengatakan kalau levelku tinggi......

Berpikir begini, aku dengan patuh menggunakan sihir.

Aku berkonsentrasi merapal sihir.

Mereka tidak menentukan targetnya jadi aku merapalkannya pada diriku sendiri.

Kemudian aku mengaktifkan Heal, dan seluruh tubuhku tertutup kabut putih halus.

“Itu......”

Aku mendengar gumaman kecil, mendongak, dan melihat Tuan Cerdas Berkacamata membuka lebar matanya karena terkejut.

Ah, memang ada sesuatu yang berbeda, ya?

Aku melihat dua lainnya dan mata Kepala Penyihir bersinar, sementara Direktur...... terlihat sama seperti biasanya.

Aku tidak berpikir ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan, jadi aku menatap aneh reaksi Kepala Penyihir dan Tuan Cerdas Berkacamata.

“Apakah ada bedanya?”

Tanyaku dan Kepala Penyihir mengangguk senang.

“Ya. Lihat ini.”

Katanya, dan merapal Heal.

Dia merapalkannya pada dirinya sendiri, sepertiku, dan tubuhnya bersinar putih.

Dia bertanya padaku setelah cahayanya memudar. “Kamu mengerti?” Tapi aku tidak melihat apa yang berbeda.

Aku memiringkan kepalaku dan dia sekali lagi merapal Heal.

Tubuh Kepala Penyihir bersinar putih lagi tapi...... Huh?

Sesuatu tiba-tiba menggangguku, dan aku juga merapal Heal pada diriku sendiri.

Ini bersinar putih dengan cara yang sama, tapi punyaku memiliki partikel emas yang tercampur.

“Kamu mengerti sekarang?”

“Ya.”

Menurut Kepala Penyihir, sebuah rumor menyebar tentang sihirku berbeda dari orang lain saat aku merawat Ordo Ksatria ke-2 dan ke-3.

Ketika penyihir lain merapal heal itu hanya akan bersinar putih, seperti heal yang dilakukan Kepala Penyihir. Tidak ada cahaya yang terjalin dengan lame.

Nampaknya atribut mantra terlihat saat diaktifkan.

Cahaya putih ini adalah Magic Power dari sihir suci. Atribut lainnya memiliki warna yang berbeda yang mewakili mereka.

Biasanya orang-orang tidak bisa melihat Magic Power tanpa melatih persepsi mereka.

Kepala Penyihir mengatakan kalau dia tidak tahu bagaimana aku bisa melihatnya. Bisa jadi karena aku berasal dari dunia lain, atau alasannya bisa jadi sesuatu yang lain.

Karena dia menceritakan semua ini padaku, apakah dia belum mengkonfirmasi status Aira? Pikirku dan bertanya.

“Belum,” jawabnya.

Jika begitu , aku ingin mengetahui hasil penilaiannya begitu mereka selesai, tapi itu adalah informasi rahasia jadi mereka tidak akan memberitahuku.

Namun, penyebab lame itu datang dariku, jadi mereka akan mengatakannya segera setelah mereka menemukannya.

Begitulah aku mengetahui bahwa sihirku berbeda dengan sihir orang-orang di kerajaan ini.

Mungkin itu karena aku dipanggil ke dunia ini, selain ini dan itu.

Akhirnya aku mengerti penyebab kutukan peningkat 50% ku.

Kalau dipikir-pikir lagi, kutukan itu sebagian besar mempengaruhi hal-hal yang ada hubungannya dengan sihirku......

Aku menghela napas di dalam pikiranku saat menyadari hal itu.





Seorang Utusan datang dari istana dua hari setelah penilaian di Divisi Penyihir Istana.

Dia memang pernah beberapa kali datang, tapi kali ini berbeda.

Semuanya normal sampai pada saat Direktur menyambut Utusan itu di pintu masuk.

Direktur memanggilku dan membawaku ikut dengannya ke tempat Utusan itu menunggu.

Direktur dan Utusan itu secara formal saling berbasa-basi dan kemudian kami semua pindah ke Ruang Direktur.

Mengapa utusan sok ini di sini? Dia datang membawakan sebuah surat, yang ditujukan padaku dari Yang Mulia Raja.

Isinya seperti ini:

Aku ingin bertemu denganmu di istana besok.

Mhmm, bukankah ini pertemuan dengan Raja?

“Direktur?”

“Ada apa?”

“Saya tidak memiliki pakaian yang sesuai untuk dipakai saat bertemu Yang Mulia.”

Aku teringat akan percakapan pertamaku dengan Yang Mulia ketika aku melihat surat itu.

Saat itu dia berkata kalau akan ada permintaan maaf resmi. Aku ingin tahu apakah ini tentang itu.

Aku merasa telah menolak permintaan maaf yang terlalu berlebihan sebelumnya; apakah dia mengabaikannya?

Liz mengajariku sedikit tentang kebiasaan di kerajaan ini, tapi aku belum cukup belajar untuk audensi dengan Yang Mulia Raja.

Karena itu, aku mencoba menolak undangan dengan menggunakan pakaianku sebagai alasan, tapi gagal.

“Anda tidak perlu mempersiapkan apapun, Sei-sama. Semua persiapan anda akan diurus di istana.”

Begitulah.

Itu tak terelakkan, dan bahkan jika aku menolak dengan terus terang mengatakan kalau aku khawatir dengan etiketku, dia hanya akan mengatakan kalau itu tidak menjadi masalah.

Aku merasa sedikit tidak enak atas sikap hormat dari si Utusan, tapi akan merepotkan jika aku terus ragu jadi aku menerimanya.

Akan lebih baik bagiku untuk menolak, tapi aku merasa hal-hal akan menjadi lebih rumit lagi jika aku melakukannya.

Bahkan ketika aku bertemu Yang Mulia di perpustakaan, dia telah mencoba memberi hadiah kepadaku dengan berbagai hal seperti wilayah dan gelar.

Bila kutolak kali ini, dia akan sadar kalau aku sedang marah. Aku akan sangat terganggu jika dia mulai mempersiapkan sesuatu untukku.

Hal yang tak dapat diatur.

Terlebih, aku khawatir akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi Direktur jika aku menolak lebih dari ini.

Dari sudur pandang Lembaga Penelitian, Yang Mulia sama dengan kepala organisasi unggulan.

Bagaimanapun, kepala Kerajaan ini mungkin akan disalahkan karena aku dipanggil dari dunia lain.

Bahkan jika tidak ada yang menyalahkannya, akan ada dilema antara aku dan atasanku, yang berbau seperti masalah.

Ini masalah manajemen menengah.

Aku tidak ingin mengganggu Direktur dengan hal-hal seperti itu karena dia selalu melakukan banyak hal untukku.

Nah, kalaupun kubilang pada Direktur kalau aku khawatir akan hal ini, dia hanya akan mengakhirinya dengan, “Jangan khawatir tentang hal itu.”

Sehari setelah si Utusan datang.

Aku pergi ke Istana Kerajaan pagi-pagi dan memulai persiapanku untuk audensi dengan sang Raja.

Tampaknya berbagai persiapan dibutuhkan untuk menemui Yang Mulia Raja.

Aku sudah bilang pada si Utusan kalau kurasa tidak perlu untuk bersiap pagi-pagi sekali, tapi dia mengabaikanku.

Aku sedang bersiap-siap di sebuah ruangan besar yang terlihat seperti hotel suite, dengan kamar tidur dan ruang tamu.

Begitu aku memasuki ruangan, para pelayan yang sudah menunggu, berkumpul.

Mereka mengantarku ke kamar mandi dan, sebelum aku menyadari apa yang terjadi, menanggalkan pakaianku dan memandikanku.

Aku tidak berpikir aku harus mandi lagi sepagi ini karena aku selalu mandi setiap hari di Lembaga Penelitian, tapi ini tidak bisa dirundingkan.

Para pelayan membasuh setiap sudut dan celah tubuhku, dari kepala sampai ke jari kakiku.

Ini benar-benar memalukan, tapi aku sudah pernah mengalami hal ini sebelumnya, saat aku tinggal di istana setelah dipanggil ke dunia ini.

Aku takut nantinya akan terbiasa.

Para pelayan yang saat ini berada di ruangan ini adalah orang yang sama yang memandikanku saat aku pertama kali dipanggil, jadi aku dapat menanggung rasa maluku.

Para pelayan juga dengan hati-hati memijat tubuhku setelah aku keluar dari kamar mandi.

Aroma yang enak menyebar ke seluruh ruangan yang berasal dari minyak esensial yang mereka gunakan, seperti geranium dan bergamot.

Karena pelayannya ahli, rasanya sangat menyenangkan.

Karena pagi-pagi sekali, tak terelakkan aku tertidur.

Mereka dengan cepat menyelesaikan riasanku saat aku linglung setelah dipijat.

Aku kembali sadar saat mendengar panggilan suara, Sei-sama. Aku melihat ke cermin dan melihat betapa halusnya diriku dan ingin bertanya, “Siapa itu?”

Rambutku turun seperti biasanya, tapi setelah dioleskan minyak wangi, rambutku terlihat sangat halus sehingga ada cincin malaikat dapat terlihat.

Para pelayan juga puas dengan pekerjaan mereka.

Pengerjaan tubuhku sudah selesai jadi sekarang aku perlu ganti.

Gaun di tangan si pelayan itu bukan jenis gaun yang kupikir akan kukenakan. Itu adalah jubah putih elegan dan berkilau, disulam dengan benang emas.

Aku ingin menyahut, itu untuk wanita bangsawan kelas tinggi mana? Aku sedikit terkejut karena para pelayan terus melanjutkan persiapannya.

Kupikir aku pasti akan mengenakan gaun yang mengencang di sekitar pinggangnya.

Jubahnya mirip dengan yang dipakai oleh Penyihir Istana, tapi itu lebih mewah.

Ketika aku melihatnya, aku berpikir......

Entah bagaimana itu tampak seperti sesuatu yang akan saint kenakan.

Secara tidak sadar wajahku berdenyut.

Aku tidak ingat melakukan apapun selama penilaian yang akan menunjukkan kalau aku adalah Saint.

Namun, ketika kupikir-pikir kembali, aku lebih banyak bertindak di sisi abu-abu daripada sisi hitamnya.

Aku tidak menulis status ku sih, jadi mereka bisa melihatnya sebagai rasa bersalah.

Sebenarnya ada sesuatu yang bisa mengungkapkan siapa aku sebenarnya.

Istana mungkin telah memutuskan untuk memperlakukanku seperti Saint dari mengamati berbagai tindakanku.

Para pelayan terus mengganti bajuku saat aku sedang berpikir.

Setelah semuanya selesai, aku melihat tubuhku di cermin full body dan di sana berdiri seorang Saint.

Yap.

Apa yang kubilang?

Aku sendiri juga terkejut.

Tidak ada halo di belakangku, tapi ada bayangan murni seorang Saint.

Aku ingin menyahut, siapa ini?

“Anda sangat cantik.”

“Terima kasih.”

Aku dipuji oleh seseorang yang nampaknya adalah pemimpin para pelayan.

Keahlian mereka cukup baik jadi aku berterima kasih pada mereka.

Aku bangga karena kulitku menjadi sangat indah sejak datang ke sini, tapi di tangan seorang profesional, kulitku bersinar.

Kulitku tampak bening, jadi aku senang dan sedikit bersemangat.

Indahnya, pikirku saat aku melihat lebih dekat ke cermin dan kemudian seseorang memberi tahuku kalau seseorang telah tiba.

Meski aku keluar seperti ini, aku tidak akan merasa malu, jadi seharusnya tidak akan masalah.

Aku menyuruh mereka membiarkannya masuk.

Saat ini aku berada di kamar tidur, jadi aku melihat ke cermin sekali lagi sebelum masuk ke ruang tamu.

“Hawk-sama?”

Kapten sedang duduk di sofa saat aku memasuki ruang tamu.

Eh? Apa?

Mataku melebar. Kapten berdiri dan berjalan ke arahku.

“Selamat pagi, Sei.”

“Selamat pagi. Umm...... Apa yang anda lakukan di sini?”

Tanyaku dengan cara yang aneh dan Kapten memiringkan kepalanya sesaat, tapi dia langsung mengerti apa yang ingin kutanyakan.

Aku akan bertemu dengan Raja, jadi dia datang ke sini untuk mengantarku ke ruangan tempat Raja berada.

Pengawal?!

Aku hanya berjalan melewati Istana Kerajaan, jadi tidak perlu ada pengawal, kan?

Aku terkejut dan Kapten tertawa susah payah.

“Kupikir kau akan merasa tidak nyaman sendirian. Apa aku terlalu banyak berpikir?”

“Ah, huh?! Itu tidak benar!”

“Syukurlah.”

“Um, terima kasih.”

Aku panik dan menggelengkan kepala. Kapten tampak lega.

Bahkan orang-orang kerajaan ini akan merasa gugup pada audensi pertama mereka dengan sang Raja.

Lebih meyakinkan untuk memiliki seseorang yang kamu kenal pada saat seperti itu, jadi dia datang terutama karena alasan itu.

Katanya dia mendengar tentang audensi ini dari Direktur, yang juga khawatir.

Kebaikan mereka menghangatkan hatiku.

Terima kasih.

Aku mengucapkan terima kasih di hatiku dan aku melihat Kapten sedang menatapku.

“Ada apa?”

Aku heran dan bertanya. Sejenak, Kapten tidak bisa berkata apa-apa, lalu dia tersenyum lembut dan menjatuhkan bom.

“Tidak...... Kamu terlihat berbeda dari biasanya. Kamu hari ini juga cantik......”

Baru-baru ini aku sedikit terbiasa dengan serangan Direktur, tapi daya serang Kapten sangat tinggi karena dia adalah Kapten.

Aku tersipu. Diberitahu sesuatu seperti itu dengan suara yang agak tak tertahankan itu argh!

Sudah kubilang aku tidak terbiasa menerima pujian!

Aku sadar wajahku mulai memerah saat aku mendengar suara berisik.

Aku menahan keinginan untuk menjerit dan melihat ke bawah untuk menutupi wajahku.

Juga tidak mungkin aku menghadap Kapten.

“Sei......”

Kapten memperpendek jarak antara kami selangkah demi selangkah.

Aku bisa melihat tangan Kapten terangkat di ujung mataku.

Tangan Kapten sepertinya menyentuh pipiku dan aku memejamkan mataku.

“I, itu karena para pelayan bekerja keras......”

Kataku, tiba-tiba teringat kalau para pelayan ada di sini.

K-kenapa aku menyebabkan aura aneh di depan umum?!

Aku panik dan melihat sekeliling. Aku melihat pelayan, yang sedang menunggu di dekat dinding, melirik ke sini.


Saat mataku bertemu mata mereka, mereka mengalihkan tatapan mereka.

Mereka melihat kami......

Ah! Aku ingin merangkak masuk ke lubang......

Aku merasa malu dan ingin berjongkok di tempat, saat terdengar ketukan di pintu.

Aura aneh di ruangan lenyap dan para pelayan bergerak menanggapi ketukan pintu.

Ketika aku melihat Kapten menurunkan tangannya, aku tidak tahu apa yang kurasakan. Apakah aku merasa lega? Atau menyesal?

Ketukan itu berasal dari Pejabat Sipil, yang datang karena persiapan audensi telah selesai.

Para pelayan mengantar kami pergi, dan Pejabat Sipil mulai membawa kami ke ruang tahta.

Ruang tahta itu jauh dari ruangan kami berada, dan kami meyusuri koridor panjang dalam kesunyian.

Kalau aku sendirian, mungkin aku akan merasa lebih gugup saat berjalan.

Untung Kapten ada di belakangku, jadi pikiranku tetap tenang.

Saat kamii sampai di depan ruang tahta, si Pejabat Sipil menjelaskan apa yang akan terjadi saat aku masuk.

Pejabat Sipil menjelaskan apa yang terjadi tiba-tiba dan tidak hanya melemparku ke ruang tahta......

Aku menarik napas panjang dan si Penjaga, yang berdiri di depan pintu, membukanya.

Ruang antara tahta dan pintu lebih sempit dari kupikirkan.

Aku sedikit terkejut karena mengira aku akan dipandu ke aula yang luas.

Aku melihat ke sekeliling ruangan yang tidak terlalu lebar itu, dan melihat sekitar sepuluh orang yang tampak seperti bangsawan.

Tahta diletakkan di bagian belakang tengah ruangan, dan Yang Mulia Raja sedang mendudukinya.

Apakah itu Perdana Menteri yang di sebelah Yang Mulia?

Seorang pria tua dengan rambut biru tua licin dan wajah tegas berdiri di samping Yang Mulia.

Kapten, yang menemaniku dari belakang, memasuki pintu dari samping dan berdiri dengan bangsawan lainnya.

Mata kami bertemu sesaat.

Matanya tersenyum seolah mengatakan tidak apa-apa.

Untuk sekarang, aku berjalan ke tengah ruangan seperti yang dikatakan Pejabat Sipil.

Ketika aku berhenti, aku mendengar suara pintu tertutup di belakangku.

Pejabat Sipil hanya memberi tahuku apa yang harus dilakukan sampai disini.

Dari sini tidak ada naskah.

Aku merasa gugup dari suasana tegang yang halus ini.

Setelah beberapa menit, Raja berdiri dari tahtanya dan ketegangannya meningkat.

Raja turun dari panggung, di mana tahta diletakkan, dan berjalan ke arahku sampai dia berhenti beberapa langkah.

“Aku Siegfried Slantania, penguasa Kerajaan ini.”

“Nama saya Sei Takanashi.”

Aku menerima nama Yang Mulia dan membalasnya dengan namaku.

Aku tidak tahu harus berbuat apa tapi ini sopan santun, kan?

“Pertama-tama, aku ingin meminta maaf karena tiba-tiba memanggilmu dari negara mu, dan untuk kekasaran putra ku.”

Yang Mulia membungkuk dalam-dalam setelah berbicara.

Orang-orang di sekitarku juga menoleh ke arahku dan membungkuk.

Tunggu sebentar.

Apa-apaan setting ini?!

Aku berkeringat dingin, namun tak ada yang bergerak, bahkan Yang Mulia sekalipun.

Mari kita tinggalkan hal-hal seperti memaafkan atau tidak memaafkan untuk saat ini. Kalian harus mengangkat kepala kalian dulu, bukan?

“Tolong angkat kepala kalian.”

Kataku sambil menahan suaraku yang gemetar, dan semua orang mengangkat kepala mereka.

Ketegangan di ruangan agak mengendur.

Kurasa ini adalah permintaan maaf resmi yang dia ceritakan sebelumnya, tapi ini terlalu intens bagi orang biasa, jadi aku ingin dia berhenti melakukan ini di masa depan.

Kupikir itu sudah berakhir dengan ini, tapi ternyata tidak.

“Sei-dono, kamu telah melakukan berbagai prestasi sejak datang ke sini, ke Kerajaan ini. Aku ingin memberimu penghargaan di atas permintaan maaf. Apa ada yang kamu mau?”

“Penghargaan?”

Meskipun dia tiba-tiba bertanya kepadaku, aku tidak dapat memikirkan sesuatu di tempat.

Kupikir ini akan berakhir dengan hanya permintaan maaf.

Penghargaan, hadiah, ya......

Oh ya, dia juga menanyakan ini padaku.

Tapi aku benar-benar tidak membutuhkan apapun.

Bisakah aku mengatakan kalau aku tidak membutuhkan apapun, di tempat seperti ini?

Aku melirik Kapten dan kulihat dia sedikit mengerutkan alisnya.

Bukan hanya Kapten, orang-orang di sekitarnya juga melakukan hal yang sama.

Rasanya mereka terengah-engah mengawasiku.

“Anda bisa meminta pangkat atau wilayah. Anda dapat memiliki apapun yang anda inginkan selama kami bisa menyediakannya.”

“Yah, itu sedikit......”

Perdana Menteri (?) menyarankan, mungkin karena aku terdiam.

Aku khawatir, tapi jika kuperhatikan, aku akan menyadari kalau aura yang santai telah menjadi tegang lagi. Baik Perdana Menteri (mungkin) dan Yang Mulia tampak muram.

Hal-hal seperti pangkat atau wilayah mungkin merupakan penghargaan itu biasa di sini, tapi aku tidak memerlukan hal-hal seperti itu.

Hal-hal di luar jangkauanku mungkin akan membatasi tindakanku.

Memiliki hal-hal seperti itu akan membuatku kesulitan keluar dari Kerajaan ini jika terjadi sesuatu.

Aku juga tidak bisa membuangnya begitu saja kalau aku ingin meninggalkan kerajaan.

Aku ingin tahu apa yang akan terjadi kalau kubilang aku tidak membutuhkan apapun.

Aku ingin mencoba mengatakannya dengan keras, tapi aku ragu saat melihat bagaimana tatapan orang-orang di sekitarku.

Menlai dari kata-kata Yang Mulia, tujuan audiensi ini adalah permintaan maaf.

Dia mungkin sedang mencoba memahami tujuanku yang sebenarnya dengan melihat apakah aku akan menerima hadiahnya atau tidak.

Jujur, banyak hal yang terlintas dalam benakku saat pertama kali dipanggil ke dunia ini; tapi enam bulan telah berlalu sejak saat itu, dan aku tidak semarah sebelumnya.

Apakah aku merasa lebih baik karena bekerja keras dan melakukan apa yang kusukai di Lembaga Penelitian?

Ataukah fakta bahwa marah itu menghabiskan begitu banyak energi sehingga sulit untuk terus marah?

Kalau aku harus mengeluarkan energi untuk sesuatu, lebih baik aku menghabiskannya untuk mengkonsolidasikan posisiku.

Mungkin aku telah tergerak oleh kebaikan para Peneliti, Ksatria dan orang-orang di sekitarku.

Awalnya aku ingin meninggalkan Kerajaan ini, tapi aku merasa tidak perlu melakukanya lagi.

Aku harus bersiap untuk keluar sesegera mungkin seandainya terjadi sesuatu.

Yap.

Aku ingin mengatakan pada mereka kalau aku tidak membutuhkan apa-apa, tapi jika aku melakukanya, mereka mungkin akan mengajukan lelucon ini lagi.

Itu akan merepotkan.

Aku ingin menerima sesuatu dan mengakhiri ini.

Sebuah hadiah yang tidak akan merepotkan. Apakah ada yang seperti itu?

Aku berpikir sebentar dan kemudian itu terlintas di benakku. Aku mengatakan pada mereka:

“Saya dapat meminta apapun yang saya inginkan, benar kan?”

“Ya.”

“Kalau begitu...... bolehkah saya mendapat izin untuk membaca buku dari bagian terlarang?”

Apakah permintaanku tidak terduga? Yang Mulia sedikit melebarkan matanya.

Itu tidak akan menghalangiku, jadi itulah yang paling kuinginkan.

Untuk beberapa saat aku sedang mencari cara agar bisa membuat potion yang lebih tinggi dari potion kelas tinggi, tapi pencarianku tidak membuahkan hasil.

Aku sudah selesai membaca semua buku terkait di perpustakaan, dan aku tidak dapat memikirkan cara lain selain membaca buku terlarang.

Namun seorang peneliti belaka tidak memiliki izin untuk membaca buku terlarang, jadi aku menyerah di tengah jalan.

Tapi hadiah tiba-tiba dibawa-bawa di tempat ini.

Aku harus memanfaatkannya, bukan?

“Saya juga ingin mempelajari sihir, jadi bisakah saya mendapat instruktur sihir?”

Entah bagaimana aku berpikir bahwa akan baik-baik saja untuk meminta satu hal lagi, jadi aku menambahkannya.

Berkat kemampuan sihirku, aku juga bisa menggunakan sihir.

Rasanya aku kehilangan banyak hal kalau hanya dengan belajar sendiri dari buku.

Sihir tidak ada di dunia asalku, jadi kalau memungkinkan aku ingin kesempatan belajar dari instruktur yang tepat.

Mampu menggunakan sihir di dunia ini sangat menguntungkan untuk medukung diri sendiri.

“Baiklah. Saya akan membuat persiapannya.”

Hasilnya, permintaanku diterima.

Sepertinya permintaanku tak terduga.


Penyesuaian perlu dilakukan, dan aku akan menerima hadiahku segera setelah mereka siap.



──Act 1 END──



Prev | ToC | Next